Diam berserta busung di tangannya,
diiringi kepala yang terus melirik tiap ada seseorang yang melewati kedainya
seolah ingin menarik seluruh penghuni pasar ke kedainya, namun belum saja
mendapat “penglaris” ia harus bersabar
atas terlalu banyaknya permintaan yang diinginkan para pembeli, sambil terus
melirik kanan- kiri tapi tak disangka baru saja hendak membuang sampah sudah
terlihat gerobak biru berbesi mulai berbaris,itu menandakan pergantian sip akan
segera dilakukan mau tak mau buk tesnayani harus segera merapaikan kedainya
meski sangat berat harus selesai berdagang dengan sejumlah barang yang tak laku
terjual, tapi apa daya beginilah memang seharusnya buk tesnayanipun kembali
pulang sebelum lingkungan sekitar kedainya berubahsemakin kecil dengan tenda
yang mulai mengerus bekas lapaknya.
Sunday, July 17, 2016
Thursday, July 7, 2016
kurang evaluasi merambat ke seluruh element pendidikan
Pendidikan
menjadi salah satu masalah yang di hadapi indonesia. Tercatat Inodensia telah
melaksanakan 11 kali penggantian kurikulum, jumlah yang tergolong besar, namun
bahkan setelah melakukan perombakan tersebut permasalahan pendidikan di
indonesia belum saja berakhir mulai dari salah kaprahnya maksud kurikulum oleh
guru maupun siswa sehingga tak jarang siswa akan menyalahkan kurikulum yang
dibilang terlalu rumit ataupun cara pembelajaran dikelas yang membosankan bila
nilai mereka kecil.
Masalah ini tak pernah terselesaikan meskipun telah
berulang kali di perbaiki, padahal inti permasalahan sangat dekat dengan
keseharian siswa yaitu kurkulum, guru dan proses pembelajaran dikelas yang acap
kali antara guru dan proses pembelajaran berselisih dengan maksud dari
kurikulum tersebut.
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran
dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara
pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan di berikan kepada peserta
pelajaran dalam suatu periode pendidikan. Di indonesi kurikulum umumnya
dibentuk oleh kementrian pendidikan, selama 70 tahun indonesia merdeka telah
dilakukan 11 kali perubahan kurikulum yaitu: 1. Kurikulum 1947 atau
disebut Rentjana Pelajaran 1947, 2. Kurikulum 1952, Rentjana Pelajaran Terurai
1952, 3. Kurikulum 1964, Rentjana Pendidikan 1964, 4. Kurikulum 1968, 5.
Kurikulum 1975, 6. Kurikulum 1984, 7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum
1999, 8. Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), 9. Kurikulum
2006, KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), 10. Kurikulum 2013, 11.
Kurikulum 2015 yang masih dalam perancangan. Perbedaan pandangan setiap kali
mentri pendidikan diganti lah yang membuat angka perubahan kurikulum pendidikan
indonesia sebesar sekarang ini, sekitar 3 tahun sudah kurikulum 2013 digunakan
sebagai acuan pendidikan di indonesia saat ini, namun hal ini bukan tanpa
masalah, Permasalahan
timbul kerana belum rampungnya materi serta belum siapnya pengajar sebagai
penyampai kurikulum kepada siswa. Hal ini tentu membuat siswa kebingungan untuk
mengikuti pelajaran ditambah jauhnya perbedaan kurikulum 2013 yang menutut
siswa aktif dengan kurikulum 2006 (KTSP) membuat mereka memerlukan waktu untuk
beradaptasi.
Hal inilah yang sering di keluhkan oleh
siswa yang menganggap proses pembelajaran di kelas sangat membosankan dan mulai
menyalahkan kurikulum, selain itu kesulitan juga dirsakan para orang tua siswa
karena penilaian hasil belajar siswa ditulis dengan penyimbolan yaitu dengan (
A,B,C,D) hal ini membuat para orang tua siswa kebingungan dalam melihat nilai
rapor dan dianggap terlalu rumit seperti sistem perkuliahhan.
Pergantian krikulum juga berdampak kepada guru sebagai
pengajar / pelaksana pendidikan. peran guru dalam proses belajar-mengajar
kurikulum 2013 , guru tidak hanya tampil lagi sebagai pengajar(teacher), seperti fungsinya yang menonjol selama ini
, melainkan beralih sebagai pelatih(coach), pembimbing (counselor) dan
manager belajar (learning manager). Hal ini sudah sesuai dengan fungsi
dari peran guru masa depan. Di mana sebagai pelatih, seorang guru akan berperan
mendorong siswanya untuk menguasai alat belajar, memotivasi siswa untuk bekerja
keras dan mencapai prestasi setinggi-tingginya.
Pelaksanaan kurikulum juga tak lepas dari proses pembelajaran, Proses pembelajaran merupakan
inti dari proses pengajaran secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan
utama. Karena Proses pembelajaran mengandung serangkaian perbuatan
pengajar/guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam
situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya
proses belajar-mengajar. Tidak hanya sekedar hubungan antara guru dengan siswa,
tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan
berupa materi pelajaran, melainkan menanamkan sikap dan nilai pada diri siswa
yang sedang belajar. Dalam kurikulum 2013 menggunakan 2 konsep pembelajaran
yaitu proses pembelajaran langsung dan tidak langsung. Proses pembelajaran
langsu adalah proses dimana siswa mengembangkan pengetahuan berpikir dengan
bertanya, mengumpulkan informasi, menganalisis sampai mengkomunikasikan.
Sementara proses pemebelajaran tidak langsung adalah proses pembelajaran yang
mengutamakan pengembangan sikap dan moral. Dengan kedua proses ini berarti
proses pembelajaran kurikulum 2013 masih sama seperti KTSP namun perbedaannya
siswa dituntut lebih aktif hal ini
tentunya menimbulkan pro dan kontra karena proses pembelajaran terkesan
membosankan.
Dalam UU No. 20 tahun 2003 pasal 58 ayat
1 menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik
untuk memantau kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Guru memiliki hak menilai peserta didiknya sebagaimana tata krama yang
dilakukan oleh siswa. Dalam sistem evaluasi guru tidak secara langsung
memberitahukan kepada siswa bahwa guru tersebut akan menilai mereka. Evaluasi
ini dirasa perlu dilakukan agar sekolah maupun siswa itu sendiri mampu
mengetahui kekurangan serta kelebihan yang dimiliki.Ada beberapa cara yang
dilakukan untuk mengevaluasi peserta didik di Indonesia, seperti ulangan
harian, melalui tugas dan kuis saat pembelajaran di kelas, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester serta ujian nasional.
Tak hanya siswa yang perlu di evaluasi
guru dan kurikulum juga perlu dievaulasi mengingat guru sebagai pelaksana
pendidikan dan kurikulum sebagai tempat acuan pendidikan, evalusai di perluka
untuk menunjukan sudah tepatkah metode yang dilaksanakan dan ketepatan materi
yang diberikan sehingga nanti hasilnya dapat menjadi acuan di kala mendatang.
tak hanya sampai disitu hal yang menjadi acuan pendidikan yaitu kurikulum juga
harus di evaluasi sehingga tak lagi terjadi kesalah pahaman antara kurikkulum dengan
guru yang berdampak kepada proses pembelajaran,evaluasi inijuga penting untuk
menemukan metode pendidikan yang tepat sehingga tak ada lagi yang mengeluh
mengenai proses pembelajaran yang membosankan ataupun kurikulum yang rumit dari
siswa maupun guru dengan itu pendidikan indonesia akan semakin maju dan
mengahsilkan SDA yang berkualitas.